Dinamika Cinta, Persahabatan, dan Perpisahan
Shaidan adalah novel
pertama karangan Hana Margaretha atau yang biasa dikenal sebagai Radenx. Novel
ini setiap bagiannya dimuat di wattpad oleh akun wattpad @radexn.
Namun, saat ini sudah dibukukan. Hana Margaretha adalah wanita kelahiran
Karawang, 18 Mei 2000. Saat ini ia masih berstatus sebagai pelajar di SMA
Yadika 8 Jatimulya. Hana Margaretha mempunyai cita-cita sebagai penulis.
Setelah berhasil menulis novel ini, ia menulis novelnya yang kedua yaitu Dignitate
yang setiap bagiannya juga dimuat dalam wattpad. Berkat ketekunan
Hana Margaretha, karya-karyanya itu sangat diminati oleh para remaja. Novel
yang berjudul Shaidan ini adalah salah satu karyanya yang diminati oleh
para remaja. Novel ini sangat menarik untuk dibaca karena Hana mengangkat
cerita yang tidak biasa yaitu tentang cinta, persahabatan, dan perpisahan.
***
Novel Shaidan menceritakan kisah cinta seorang remaja yang berusia
16 tahun. Remaja itu bernama Shanin. Di dalam novel ini, Hana Margaretha menggambarkan
Shanin sebagai seorang gadis bawel yang memiliki sifat manja. Ia sangat
menyukai hujan, es krim, dan musik. Tiga hal itulah yang membuat hidupnya
menjadi berwarna. Shanin juga memiliki beberapa sahabat yang humoris dan selalu
dapat mencairkan suasana. Sosok laki-laki populer bernama Gara yang menjadi
pacar Shanin juga digambarkan oleh Hana Margaretha dengan latar belakang yang
sama dengan Shanin yaitu sebagai seorang pelajar. Kemampuan Hana Margartha
dalam menggambarkan karakter Gara dalam novel ini mampu membuat pembaca ikut
larut dalam ceritanya. Hal ini karena karakter Gara yang tidak pernah
menomorsatukan Shanin karena Gara selalu saja memilih untuk menghabiskan waktu
bersama dengan teman-temannya daripada bersama dengan pacarnya sendiri.
Dalam novel ini, kita dapat menemukan banyak hal, terutama tentang
cinta, persahabatan, dan perpisahan serta cara untuk menemukan jalan keluar
agar tidak merasa galau mengisi penantian panjang. Tokoh Shaidan mengajarkan
kepada kita bahwa merelakan orang yang kita cintai adalah salah satu cara untuk
membuat hidup kita menjadi lebih baik. Dengan merelakan orang yang kita cintai,
kita akan sadar bahwa kehilangan bukanlah kepahitan hidup yang harus terus
diratapi melainkan dengan kehilangan orang yang kita cintai hidup kita tidak
akan hancur seketika, melainkan kita harus membuktikan kepada dunia bahwa kita
dapat berdiri sendiri tanpa adanya mereka.
Hana Margaretha sangat pandai dalam menggunakan kata-kata atau gaya
bahasa pada setiap tulisannya. Meskipun penggunaan bahasanya sederhana, tetapi
mampu membuat pembaca seolah-olah terbawa dalam cerita yang ditulisnya. Hal ini
terlihat ketika Shanin mengakhiri hubungannya dengan Gara. Tanpa menggunakan
bahasa yang berbelit-belit, Shanin langsung mengungkapkan semua isi hatinya
saat itu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan tidak bertele-tele
sehingga pembaca pun langsung mengetahui maksud dari perkataan itu.
Kisah cinta anak remaja yang diceritakan pada novel ini, mampu membuat
pembaca ikut merasakan kisah di dalamnya. Selain itu, cerita dari novel ini juga
mampu mengaduk-aduk perasaan pembaca. Hal ini terlihat ketika Shanin mengetahui
bahwa Gara selama ini telah berselingkuh di belakangnya dengan perempuan yang
berama Gisel. Shanin pun terkejut ketika mengetahui bahwa pacarnya yang bernama
Gara itu selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Ia kemudian memutuskan untuk
mengakhiri hubungannya dengan Gara. Terlepas dari konflik masalah remaja,
karakter Gara pada novel ini kurang begitu kuat padahal ia merupakan salah satu
tokoh utama. Begitu pula dengan karakter Gisel yang terkesan dipaksakan di
akhir cerita.
Selain membahas tentang kisah cinta, novel ini juga membahas tentang
persahabatan. Yang namanya persahabatan, sampai kapanpun pasti akan terus
berlanjut walaupun ada segelintir masalah yang mulai bermunculan, seperti
halnya pada novel Shaidan ini. Di dalam novel ini, masalah tersebut
muncul ketika Gara berani berselingkuh di belakang Shanin dengan seorang
perempuan bernama Gisel. Yang menjadi sorotan adalah seorang perempuan tersebut
karena ia adalah sahabat dari Shanin. Shanin tidak menyangka bahwa sahabat yang
selama ini selalu bersamanya ternyata diam-diam berselingkuh dengan pacarnya
sendiri. Pada bagian ini, Hana Margaretha tidak menjelaskan permasalahan
tersebut secara detail sehingga membuat pembaca merasa kebingungan dengan kisah
yang ia ceritakan.
Pada novel ini, Hana Margaretha mengakhiri ceritanya dengan hal yang
tidak menyenangkan yaitu dengan perpisahan. Menurutnya, perpisahan bukanlah hal
yang perlu disesali. Namun, kita harus berusaha untuk menerima dan
menghadapinya dengan hati yang lapang. Hal ini karena perpisahan merupakan
langkah awal untuk melakukan perubahan dalam hidup untuk menjadi insan yang
lebih baik lagi. Terlihat ketika Shanin yang memutuskan untuk mengakhiri
hubungannya dengan Gara. Hari demi hari, Shanin mulai bisa menerima kenyataan
bahwa cinta pertamanya itu tidak pantas untuk ia pertahankan karena kebohongan
yang telah ia lakukan. Pada bagian ini, Hana Margaretha berhasil membuat pembaca
ikut merasakan kesedihan yang dialami Shanin sehingga membuat kita mengerti
bahwa perpisahan bukan akhir dari segalanya.
Ketika membaca novel ini, kita akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan
yang berharga tentang bagaimana cara menyikapi suatu persoalan tentang cinta,
persahabatan, dan perpisahan. Novel ini juga memberikan motivasi bagi pembaca
supaya jangan pernah merasa kecil hati ketika perjalanan cinta dengan pasangan
kita mengalami suatu masalah. Lika-liku persahabatan dan perjuangan untuk
mempertahankannya juga menjadi satu hal yang harus terus dihadapi karena arti
persahabatan yang sebenarnya adalah sahabat akan selalu ada pada saat kita
dalam keadaan suka maupun duka. Selain mengajarkan tentang cinta dan
persahabatan, novel ini juga mengajarkan kepada kita bahwa perpisahan bukanlah
kepahitan hidup yang harus terus diratapi. Namun dengan adanya perpisahan, kita
dituntut untuk dapat menemukan jalan keluar supaya kita tidak merasa galau
dengan perpisahan yang kita hadapi.